Posts Tagged ‘siswa bermasyarakat’

Refleksi Pembelajaran Akuntansi: “Persiapan Pelatihan Pengelolaan Keuangan Keluarga untuk Ibu Rumah Tangga Sekitar SMART Ekselensia Indonesia”


Prolog:

Pelatihan Pengelolaan Keuangan Keluarga diadakan oleh siswa kelas XI IPS SMART Ekselensia Indonesia sebagai bagian dari proyek implementas pembelajaran akuntansi dalam dunia nyata di masyarakat.

Kali ini Proyek AKuntansi Berbagi ini ditujukan untuk Ibu Rumah Tangga di sekitar sekolah.

Harapan dari penyelenggaraan proyek ini adalah:

– memberikan pengalaman menyelenggarakan acara kepada siswa

– mendekatkan siswa dengan masyarakat

– memberi pengetahuan dan keterampilan pengelolaan keuangan keluarga untuk masyarakat (IRT) dan siswa penyelenggara sendiri (untuk di kemudian hari)

INi bagian kisahnya…

DSC05355

===

Sebelum undangan disebarkan, kami berkoordinasi dan saya memberikan arahan pembagian wilayah masing-masing kelompok (berdasarkan RT) serta mengingatkan apa saja perlengkapan yang harus dibawa dan bagaimana cara penyampaian undangan kepada warga.

Perlengkapan yang harus dibawa antara lain:

1. lembar wawancara

2. undangan

3. souvenir

DSC06178

4. goody bag

DSC06772

Awalnya saya berpikir untuk melepas siswa menyebar undangan ke warga. Namun, pada akhirnya saya memutuskan untuk menyusul mereka.

Matahari begitu berniat mencerahkan hari ini. Saya bergegas menuju lokasi. Setelah bertanya kepada beberapa orang warga, akhirnya saya bertemu dengan salah satu kelompok.

Inilah kelompok Dedy Lastari dan Fathan Shorih. Sangat pas karena saat itu mereka akan mengunjungi rumah Ust. Irsan (Kepala Security SMART). Kala itu Ust. Irsan sedang ada di rumah, rupanya beliau sedang off (tidak bertugas).

Setelah berbasa-basi, akhirnya Dedy memulai wawancara dan penyampaian undangan. Siswa saya ini cukup piawai dalam bertanya semoga di kemudian hari bisa lebih santai sehingga kesan yang terbentuk bisa lebih santai/kekeluargaan.

Sang ibu (istri Ust. Irsan) dan nenek juga ikut menemani kami di teras rumah yang cukup asri dan teduh ini. Saya memilih untuk lebih banyak berinteraksi dengan Sang Nenek (berharap Dedy dan Fathan bisa lebih mandiri dan aktif bertanya).

Keluarga yang ramah. Kami disuguhi minuman yang menyejukkan di tengah cuaca yang cukup hangat.

Kembali ke sekolah

Setelah waktu semakin mendekati zhuhur, tim demi tim mulai berdatangan ke sekolah. Mereka tiba dengan peluh dan beragam gumam (mungkin lebih tepatnya ‘cerita pengalaman’).

Tanpa saya perintahkan mereka sudah menceritakan bermacam hal yang mereka alami dalam rangka penyebaran undangan ini.

Juno, dkk bercerita, mereka hanya dapat memenuhi 1 dari target 6 undangan yang disebarkan. (jadi tanda tanya besar, ni…)

DSC06777 DSC06779 DSC06780

Ternyata kelompok ini mengunjungi rumah-rumah yang dihuni oleh Seorang Ibu yang beberapa di antaranya sudah ditinggalkan oleh suaminya dan beliau pun sudah cukup berumur.

Hal tersebut menyebabkan Sang Ibu agak keberatan untuk mengikuti Pelatihan Keuangan yang ditawarkan. Antara lain mereka berpendapat bahwa sudah tidak dinafkahi dan tidak memiliki pemasukkan yang jelas.

Selain masalah keberadaan kepala keluarga, soal lainnya adalah kemampuan baca tulis. Ibu-ibu tersebut juga memiliki masalah dalam hal baca tulis. Wahh.. tentu ini juga merepotkan alias menyulitkan dalam pelatihan kami. Akhirnya mereka memutuskan untuk menolak.. 🙂